Tausiyah : Balasan dan Larangan dalam Sedekah dari ALLAH Yang Maha Menepati Janji

Apa yang akan kita lakukan termasuk katakan maka harus lah dengan ilmu apatah lagi itu adalah ibadah / amalan yang memang disertai Fadhilat sebagaimana yang ALLAH janjikan, dan ALLAH Maha Menepati Janji-NYA.

Jika benar kita ini punya Iman, ingat: ALLAH pasti menepati  janji-NYA .

 Di dalam Al-Qur'an ada 68 ayat yang menerangkan bahawa ALLAH itu tidak pernah menyalahi / mengingkari / memungkiri janji-NYA, adalah suatu kepastian bahawa ALLAH Maha Menepati Janji.

"Wahai Bani Israil! Kenangkanlah kamu akan segala nikmat yang telah KU berikan kepada kamu, dan sempurnakanlah perjanjian (kamu) dengan KU, supaya AKU sempurnakan perjanjian-KU dengan kamu; dan kepada AKU lah sahaja hendaklah kamu merasa gerun takut (bukan kepada sesuatu yang lain)."

(QS  Al-Baqarah [2]: 40)

Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepada kamu (hari kiamat dan balasannya) tetap akan datang, dan kamu tidak akan dapat melepaskan diri (dari balasan itu).

(QS. Al-An'aam [6]: 134)

Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu pasti datang, dan kamu sekali-kali tidak sanggup menolaknya. (QS. Al-Anam [6]: 134)

"Innallaha laa yukhliful mii'aad, Sesungguhnya ALLAH tidak pernah menyalahi (mengingkari) janji-NYA.

*Balasan*

ALLAH melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang DIA kehendaki. Dan ALLAH Maha Luas (karunia-NYA) lagi Maha Mengetahui. [QS. Al-Baqarah (2): 261] 

Tetapi balasan yang besar tersebut disyaratkan dengan ikhlas, yang di antara tandanya adalah tidak mengungkit sedekah / infak tersebut dan tidak mengiringi dengan perbuatan atau perkataan yang menyakitkan.

Sebagaimana firman ALLAH Azza wa Jalla pada ayat berikutnya:

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ لَا يُتْبِعُونَ مَا أَنْفَقُوا مَنًّا وَلَا أَذًى ۙ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ 

Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan ALLAH, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi RABB mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. [QS. Al-Baqarah (2): 262]

*Larangan (Dilarang) Mengungkit Sedekah*

Oleh kerana dengan kasih sayang-NYA, ALLAH Azza wa Jalla ,melarang para hamba-NYA yang beriman melakukan manna (mengungkit pemberian)* dan *adza (perkataan atau perbuatan yang menyakitkan)*, kerana hal itu akan membatalkan pahala  sedekah yang mereka berikan. 

ALLAH Azza wa Jalla berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَىٰ كَالَّذِي يُنْفِقُ مَالَهُ رِئَاءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۖ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُ وَابِلٌ فَتَرَكَهُ صَلْدًا ۖ لَا يَقْدِرُونَ عَلَىٰ شَيْءٍ مِمَّا كَسَبُوا ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ 

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), 

seperti orang yang menafkahkan hartanya kerana riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada ALLAH dan hari kemudian.

Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). 

Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan ALLAH tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.

 [QS. Al-Baqarah (2): 264] 

Di dalam ayat di atas, ALLAH Azza wa Jalla menyebutkan 4 perkara yang bisa merosakkan pahala sedekah:

1. Menyebut-nyebut sedekah.
2. Menyakiti perasaan si penerima sedekah.
3. Bersedekah kerana riya (mencari pujian / nama) kepada manusia. 
4. Tidak beriman kepada ALLAH dan hari kemudian.

- Tuan Guru Syeikh Muhammad Syahrum Alfan Bin Achmad Chaider Ilham-