Tausiyah : Makrifatullah *Raih dan Dapatkan Nikmat yang Paling Besar*

Dalam ilmu Tasawuf, maqamat bermakna kedudukan hamba dalam pandangan ALLAH berdasarkan apa yang telah diusahakan, baik melalui riyadhah, ibadah, maupun mujahadah.

Di samping itu, maqamat bermakna jalan panjang atau fase-fase yang harus ditempuh oleh seorang yang membersihkan qalbu (sufi) untuk berada sedekat mungkin dengan ALLAH.

Jika kita ingin tahu apa sebenarnya nikmat yang paling besar yang ALLAH berikan kepada Mahluknya, nikmat yang paling besar tersebut adalah Makrifatullah.

Makrifatullah inilah yang akan melahirkan ahlak terpuji, ikhlas tidak akan terjadi kalau kita tidak mempunyai Makrifatullah.

Pernyataan (statement) tersebut adakah membuat kamu penasaran apa yang dimaksud dengan Makrifatullah? Sehingga bahawa Makrifatullah adalah sebuah nikmat yang besar.

Makrifatullah berasal dari dua kata Makrifat dan ALLAH secara singkat Makrifatullah adalah mengenal ALLAH,

Ma’rifat berasal dari bahasa Arab iaini Arofa-Ma’rifat, Arif-Ma’ruf yang arti dasarnya adalah kenal.

Kenal berbeza dengan tahu. Tahu bersifat Kognitif, bersifat pengetahuan, berbasis pengamatan atau teori. Sedangkan kenal sudah bersifat afektif berbasis pengalaman langsung.

Contoh sederhana ketika Imam Ghzali mengungkapkan lebih baik kita mengenal manisnya gula dari pada hanya sekedar mengetahui bahwa gula itu manis, jadi kalau disandingkan dengan kata ALLAH maka makna dari Makrifatullah adalah mengenal ALLAH, bukan hanya sekedar mengetahui ALLAH, tetapi mengenal ALLAH, orang yang dianugerahi Makrifatullah disebut dengan Arif.

Sedangkan menurut Imam Al-Ghazali : “Ma’rifat adalah pengetahuan yang tidak menerima keraguan terhadap Zat dan Sifat ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala (SWT)“.

Ma’rifat terhadap Zat ALLAH adalah mengetahui bahawa sesungguhnya ALLAH adalah wujud Esa, Tunggal dan sesuatu Yang Maha Agung, Mandiri dengan sendiri-NYA dan tiada satupun yang menyerupai-NYA.

Sedangkan Ma’rifat Sifat adalah mengetahui dengan sesungguhnya ALLAH itu Maha Hidup, Maha Mengetahui, Maha Kuasa, Maha Mendengar dan Maha Melihat dengan segala sifat-sifat kesempurnaan-NYA.

Dari mengetahui tentang Zat dan Sifat ALLAH, maka selanjutnya Iman Al-Ghazali pun memberi kesimpulan bahawa :

“Ma’rifat adalah mengetahui akan rahasia-rahasia ALLAH, dan mengetahui peraturan-peraturan TUHAN tentang segala yang ada".

Lebih lanjut ditegaskannya bahawa : “Ma’rifat itu adalah memandang kepada wajah ALLAH SWT“.

Wallahu A'lam Bishawab.
Terimakasih.

- Tuan Guru Syeikh Muhammad Syahrum Alfan-