Alhamdulillaah
AlhamdulillaahAlhamdulillaah
Dalam perjalanan dakwah dan berbuat kebaikan, saya sebagai hamba-NYA yang mula bertolak dari Tangerang pada hari Rabu tarikh 01 HB Disember 2021, dan dalam gambar di atas saya dan Bunda Titi Rahayu binti Bambang Bidayat bersama-sama orangtua kami, Bapak Haji Bambang Bidayat bin Zainu Dahlan dan Ibu Hajjah Sri Mulyani binti Abdul Majid sedang berada di Kota Bandung setelah menempuh perjalanan ke Pesantren (Madrasah) Al-Fatah Temboro - Magetan, Nganjuk, Surabaya, Madura dan kembali ke Surabaya, Malang (Gus Nur dan Juragan 99), Ngawi, Madiun, Magetan, Yogyakarta dan sekarang di Bandung. In Shaa ALLAH malam hari ini juga akan balik ke Jakarta, Tangerang. Yang mana banyak kisah dalam perjalanan ini yang ikut dalam 2 kereta (mobil) iaini: Muhammad Salam Azzam, Sumayyah Adzkia Lathifah, Muhammad Cipto Suyono, Wendy Thirana, Mohd Azlan, Surya Kusmaya, Apriani, Dela Salsabila, Rika Nur Hajizah dan Wulandari. Dan rombongan Anak-Anak Yatim yang bersekolah di Temboro sudah balik serta rombongan Mas Cipto, Azlan dan Pak Surya pun sudah balik ke Tangerang semalam.
Semak dan fahamkan yang dituliskan di bawah ini ya...
*Berbakti kepada Orangtua (Ayah dan Ibu), "Birrul Walidain"*
Dalam Agama Islam, seorang anak diajarkan untuk selalu berbakti kepada orangtua, yang disebut dengan istilah Birrul Walidain.
Birrul Walidain merupakan bagian dalam etika Islam yang menunjukan tindakan berbakti seorang anak kepada kedua orangtua. Berbakti kepada orangtua ini hukumnya wajib untuk setiap Muslim, meskipun seandainya kedua orangtuanya adalah non muslim. Untuk seorang Muslim, berbakti kepada orangtua bukan sekadar (hanya) untuk memenuhi tuntunan norma kesopanan, namun sebagai salah satu cara menaati perintah ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala (SWT).
Seorang anak diajarkan untuk selalu bertutur kata yang baik pada orangtuanya. Mungkin kamu pernah memiliki perbedaan pendapat atau bertengkar dengan orangtua, tapi sebagai anak, kamu tetap harus menjaga tutur katamu.
Ali bin Abi Thalib pernah berkata, "Janganlah engkau menggunakan kefasihan bicaramu (mendebat) di hadapan ibumu yang dahulu telah mengajarimu berbicara."
Pada saat mana seseorang anak sudah mandiri (memiliki kemampuan ekonomi) dan sudah mencari nafkah sendiri, sebaiknya sang anak menunjukkan sikap berbaktinya dengan memberi kehidupan yang layak bagi orangtuanya.
يَسۡـــَٔلُوۡنَكَ مَاذَا يُنۡفِقُوۡنَ ؕ قُلۡ مَآ اَنۡفَقۡتُمۡ مِّنۡ خَيۡرٍ فَلِلۡوَالِدَيۡنِ وَالۡاَقۡرَبِيۡنَ وَالۡيَتٰمٰى وَالۡمَسٰكِيۡنِ وَابۡنِ السَّبِيۡلِؕ وَمَا تَفۡعَلُوۡا مِنۡ خَيۡرٍ فَاِنَّ اللّٰهَ بِهٖ عَلِيۡمٌ
"Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang apa yang harus mereka infakkan. Katakanlah, 'Harta apa saja yang kamu infakkan, hendaknya diperuntukkan bagi kedua orangtua, kerabat, anak yatim, orang miskin dan orang yang dalam perjalanan.' Dan kebaikan apa saja yang kamu kerjakan, maka sesungguhnya ALLAH Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 215)
Dalam suatu hadits berbunyi:
رَغِمَ أَنْفُ، ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُ، ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُ مَنْ أَدْرَكَ أَبَوَيْهِ عِنْدَ الكِبَرِ، أَحَدُ هُمَا أَوكِلَيْهِمَا، فَلَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ
“Celaka, sekali lagi celaka, dan sekali lagi celaka orang yang mendapatkan kedua orang tuanya berusia lanjut, salah satunya atau keduanya, tetapi (dengan itu) dia tidak masuk syurga.” (HR. Muslim 2551, Ahmad 2:254, 346)
Orangtua adalah orang yang harus dihormati dan disayang oleh anaknya. Mereka merupakan 'pahlawan' bagi anak-anaknya. Saat berbicara dengan orangtua, tak hanya tutur kata yang perlu diperhatikan, tapi juga berikanlah kalimat-kalimat yang dapat menyenangkan hati mereka.
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
"Dan TUHANmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain DIA dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia." (QS. Al-Isra: 23-24)
Alhamdulillaah, sentiasa untuk berSyukur kepada ALLAH atas semua yang DIA berikan untuk kita semua. Begitu banyaknya nikmat-nikmat yang telah ALLAH berikan untuk kita, nikmat kehidupan, nikmat waktu, nikmat kesempatan (peluang), nikmat kebersamaan, nikmat sihat, nikmat kedudukan (pekerjaan / jawatan), dan nikmat-nikmat lain-lain.
Guna (pergunakan) semua-semua nikmat-nikmat yang ALLAH berikan itu untuk kebaikan dan ihsan untuk menjadi hamba yang bermanfaat untuk orang ramai (banyak orang). Sebagaimana Sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam (SAW), "Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain." (HR. Bukhari)
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَاللَّهُ فِى عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ أَخِيهِ وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ.
Maknanya: “Barangsiapa membebaskan seorang mukmin dari suatu kesulitan dunia, maka ALLAH akan membebaskannya dari suatu kesulitan pada hari kiamat. Barangsiapa memberi kemudahan kepada orang yang berada dalam kesulitan, maka ALLAH akan memberikan kemudahan di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka ALLAH akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. ALLAH akan selalu menolong hamba-NYA selama hamba tersebut menolong saudaranya sesama muslim. Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka ALLAH akan memudahkan jalan ke surga baginya. Tidaklah sekelompok orang berkumpul di suatu masjid (rumah ALLAH) untuk membaca Al-Qur'an, melainkan mereka akan diliputi ketenangan, rahmat, dan dikelilingi para malaikat, serta ALLAH akan menyebut-nyebut mereka pada malaikat-malaikat yang berada di sisi-NYA. Barangsiapa yang ketinggalan amalnya, maka nasabnya tidak juga meninggikannya.” (Hadits Riwayat Muslim, Shahîh Muslim, juz VIII, hal. 71, hadits no. 7028, dari Abu Hurairah RA.)
Baik ya untuk semua Sahabat-Sahabatku, jom ambil kefahaman dari apa semua yang telah dibaca di atas tu dan gembiralah untuk amalkan (lakukan) ya...
Wallahu A'lam Bishawab.
Terimakasih.
Tuan Guru Syeikh Muhammad Syahrum Alfam Bin Achmad Chaidir Ilham