TAUSIYAH: *R a b i t h a h* Sebagai Wasilah Terhubung Kepada ALLAH

 Tausiyah : *R a b i t h a h*

Hadits Hasan oleh Muhammad Nashiruddin Al-Albani dalam Kitab: As-Silsilah As-Shohihah).
Pada dasarnya rabithah merupakan sebuah praktik spiritual dalam laku ruhani dimana seorang murid menghadirkan sosok seorang guru Mursyid (penunjuk jalan) yang memotivasi dan menuntun jalan spiritual menuju dekat ke hadirat ALLAH.
Rabithah dalam pengertian bahasa (lugat) artinya bertali, berkait atau berhubungan. Sedangkan dalam pengertian istilah Tarekat, Rabithah adalah menghubungkan ruhaniah murid dengan ruhaniah guru dengan cara menghadirkan rupa / wajah guru Mursyid atau Syeikh ke hati sanubari murid ketika berDzikir atau beramal guna mendapatkan wasilah dalam rangka perjalanan murid menuju kepada ALLAH atau terkabulnya Do’a.
Hal ini dilakukan kerana pada ruhaniah Syeikh atau guru Mursyid itu terdapat Arwahul Muqaddasah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam (SAW) atau Nur Muhammad.
Syeikh Mursyid adalah Khalifah ALLAH dan Khalifah Rasulullah SAW. Mereka adalah wasilah atau perantara / pengantar menuju kepada ALLAH. Jadi tujuan merabith adalah memperoleh wasilah.
Seorang murid dengan sungguh-sungguh menuntut ilmu dari gurunya, dan seorang guru dengan tulus ikhlas memberikan ilmu, pendidikan dan pengajaran kepada muridnya, hingga dengan demikian terjadilah hubungan yang harmonis antara keduanya (murid dan guru).
Murid yang mendapatkan ilmu pengetahuan dari gurunya dengan cara demikian akan memperoleh ilmu yang berkah dan bermanfaat. Persambungan antara mereka itu lazim disebut dengan rabithah.
Kalau rabithah antara murid dengan guru biasa adalah transfer of knowledge, iaini mentransfer ilmu pengetahuan, maka rabithah antara murid dengan guru Mursyid adalah transfer of spiritual, yakni mentransfer hal-hal (perkara) keruhanian.
Di sinilah letak perbezaannya. Jika transfer of knowledge tidak dapat sempurna tanpa guru, apatahlagi transfer of spiritual yang jauh lebih halus (difficult) dan tinggi perkaranya (high level things), maka jelas tidak akan dapat terjadi tanpa guru Mursyid.
Dasar-dasar utamanya adalah penunjukan yang dilakukan oleh TUHAN melalui guru Mursyid atau biasa disebut ilham dari ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala (SWT). Kerana itu tidak semua orang dapat menjadi guru Mursyid.
Seorang Mursyid adalah seseorang yang ruhaninya sudah bertemu dan sambung kepada ALLAH dan berpangkat Waliyam Mursyida, iaini kekasih ALLAH yang layak menunjuki umat sesuai dengan hidayah ALLAH yang diterimanya.
Hal ini ada dijelaskan dalam Surah Al-Kahfi ayat 17:
"Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang luas dalam gua itu.
Itu adalah sebahagian dari tanda-tanda (keBesaran) ALLAH. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh ALLAH, maka DIA-lah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan-NYA, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpin pun yang dapat memberi petunjuk kepadanya."
(QS. Al-Kahfi: 17)
Tuan Guru Syeikh Muhammad Syahrum Alfan bin Achmad Chaidir Ilham